Jln Semeru, Dusun Jabon, Desa Pasrujambe

Open daily 07:00 - 20:30 WIB

Air Terjun Watu Lapis: Perjalanan Sejarah Keberadaan Destinasi Tersembunyi

Sejarah, Wisata

Sebagai salah satu keajaiban alam yang memukau, Air Terjun Watu Lapis yang berada di Desa Wisata Pasrujambe memiliki sejarah panjang yang melibatkan perubahan pandangan masyarakat terhadap keindahan yang tersembunyi. Pada masa lalu, air terjun ini tidak dikenal oleh masyarakat sekitar. Bahkan, tempat ini dianggap sebagai suatu yang sakral. Meskipun wilayah di atasnya telah dihuni dan dikelola oleh masyarakat, area di sekitar air terjun ini masih berupa hutan belantara yang belum tersentuh oleh peradaban manusia.

Zaman dahulu menyimpan misteri terkait Air Terjun Watu Lapis, di mana keberadaannya tak diketahui oleh mayoritas penduduk sekitar. Warga setempat bahkan meyakini bahwa tempat ini memiliki nilai spiritual yang tinggi, menjadikannya suatu tempat yang harus dihormati dan tidak boleh diganggu. Dengan kepercayaan ini, air terjun ini diberi nama “Antrukan Kali Banjiran” oleh masyarakat setempat.

Perubahan besar terjadi pada tahun 2010 ketika warga sekitar mulai melihat potensi yang terkandung di hutan lereng Semeru. Mereka menemukan air terjun yang belum pernah terdengar sebelumnya, tetapi memancarkan keindahan alam yang luar biasa. Awal mula penemuan ini menandai titik balik dalam pandangan masyarakat terhadap tempat yang sebelumnya dianggap keramat ini.

Para perintis, yang dipimpin oleh Bapak Suprapto dan kawan-kawannya, menjadi pionir dalam membuka mata masyarakat terhadap potensi ekowisata yang terpendam. Upaya mereka tidak hanya terbatas pada pengenalan, melainkan melibatkan pemuda dan tokoh masyarakat setempat untuk terlibat dalam sebuah proyek ambisius: babat alas. Proses ini melibatkan pembersihan dan penataan lahan hutan untuk membuka akses ke keindahan tersembunyi air terjun.

Tanggal 25 Desember 2012 ditetapkan sebagai hari bersejarah ketika Air Terjun Watu Lapis resmi dibuka untuk umum. Peresmian ini menjadi bukti keberhasilan kolaborasi antara masyarakat setempat, para perintis, dan pemerintah setempat. Keberhasilan ini tidak hanya membuka akses ke tempat yang sebelumnya tersembunyi, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru untuk masyarakat sekitar.

Pemberian nama “Watu Lapis” tidak semata-mata sebuah kebetulan. Nama ini dipilih dengan penuh pertimbangan untuk mencerminkan keindahan alam sekitar. Bebatuan di sekitar air terjun membentuk struktur yang menyerupai kue lapis, memberikan daya tarik visual yang khas. Bahkan, bebatuan yang jatuh dari ketinggian air terjun membentuk lempengan batu yang menambah pesona tempat ini.

Alasan di balik pemberian nama “Watu Lapis” menjadi sebuah cerminan dari dedikasi masyarakat untuk mempertahankan keunikan alam sekitar air terjun. Nama ini juga menunjukkan bahwa alam memiliki cara sendiri untuk membentuk keindahan, seperti menyusun kue lapis yang lezat.

Sejak saat itu, Air Terjun Watu Lapis bukan hanya menjadi destinasi wisata biasa. Tempat ini menjadi saksi bisu perubahan pandangan dan usaha keras masyarakat dalam melestarikan keajaiban alam. Pengelolaan yang berkelanjutan dan partisipasi aktif dari masyarakat setempat terus menjadi kunci keberlanjutan destinasi ini.

Air Terjun Watu Lapis, dengan segala keunikan dan pesonanya, menginspirasi banyak orang untuk menjaga alam dan mendukung pembangunan ekowisata. Kisah sukses pembukaannya tidak hanya menciptakan destinasi wisata yang indah, tetapi juga menunjukkan bahwa kolaborasi dan cinta terhadap alam dapat mengubah tempat yang dulunya terabaikan menjadi warisan yang berharga bagi generasi mendatang. Dengan demikian, Air Terjun Watu Lapis menjadi bukti nyata bahwa alam memiliki keindahan tak tergantikan yang dapat dihargai dan dijaga bersama-sama.

Tinggalkan komentar